Sobat jalan, ceritanya saya sedang berkunjung di rumah sodara di Lembang, minggu pagi saya diajak sodara saya ke Babakan Siliwangi Bandung untuk melihat adu ketangkasan domba garut. Adu ketangkasan domba garut di Babakan Siliwangi rutin digelar setiap minggu pertama setiap bulannya. Menurut salah satu panitia penyelenggara dari Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI), Babakan Siliwangi merupakan cikal bakal tempat pertunjukan seni adu domba di Bandung. Babakan Siliwangi pertama kali digunakan untuk adu ketangkasan sekitar tahun 1960 saat Kota Bandung dipimpin Husein Wangsaatmadja.

Perlu di ketahui bahwa adu ketangkasan domba garut di Babakan Siliwangi Bandung ini tidak mencari siapa yang menang siapa yang kalah, tidak ada hadiah utama dan tidak ada unsur judi. Adu ketangkasan domba garut di sini hanya sebagai sarana silaturahmi para peternak sekaligus sebagai sarana untuk menyaluran naluri berkelahi domba jantan, sebab domba jenis ini bisa merusak kandang jika tidak diadukan dengan sesama jantan.

Pada pukul 07.00 pagi, para peserta mulai mendatangi kawasan arena dengan menggunakan kendaraan bak terbuka yang diisi oleh beberapa domba garut yang siap tanding. Satu demi satu domba diturunkan dari kendaraan menuju ke kawasan arena kemudian diikat dengan tali yang kuat.

Setelah diikat dan yakin dengan kondisi dombanya, para pemilik domba mulai mendaftarkan diri ke panitia dengan membayar ongkos Rp. 20.000/ekor domba. Sebelumnya para pemilik domba telah memilih lawan tanding untuk domba-dombanya dengan istilah “tanding di luar”.

Jam 09.00 pagi acara adu ketangkasan dimulai, pasangan domba yang akan diadu mulai dipanggil ke dalam arena. Adu ketangkasan domba ini dipimpin oleh seorang wasit. Jumlah tandukan yang dilakukan setiap domba dalam sebuah satu pertandingan berbeda-beda sesuai dengan kelas. Kelas pemula biasanya maksimal hanya 10 tandukan, kelas medium 15 tandukan sedangkan untuk domba-domba yg lebih besar bisa sampai 20 tandukan…pusing pusing dah tu domba…

Dilihat dari jumlah penonton, adu ketangkasan domba garut ini masih disukai masyarakat terutama masyarakat lokal. Meskipun jumlah penonton selalu penuh pada setiap pertandingan tapi Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) sebagai penyelenggara tidak akan mengkomersilkan acara tersebut, adu ketangkasan domba garut ini akan tetap menjadi tontonan gratis bagi masyarakat. Penonton senang, peternak domba senang, populasi domba garut terjaga dan seni tradisi ini bisa bertahan. (Photo by Dani Daniar)