Sobat Jalan, Sekitar 1800-an pendekar betawi silat dari 115 padepokan atau perguruan silat tradisional Betawi dari berbagai aliran berkumpul pada acara Car Free Day di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Bukan untuk bertarung, melainkan bersilaturahmi antar perguruan

Sebelum sampai ke titik kumpul yang ada di kawasan Jalan Imam Bonjol, ribuan pendekar silat berusia anak, remaja, hingga tua melakukan kirab dari Jalan Teluk Betung. Mereka tampak antusias berjalan sambil membawa papan bertuliskan nama perguruan atau pedepokan mereka.

Sesudah itu, tiap-tiap perguruan mempertunjukkan ciri gerakan silatnya masing-masing. Serunya lagi, ada satu waktu ribuan pendekar ini beraksi bersama-sama.

Menurut Ketua Panitia sekaligus Ketua Redaksi Betawi (Rumah Edukasi Aktivis Seni Betawi), Untung P. Napis acara ini dilakukan sebagai salah satu bentuk perayaan HUT Jakarta yang jatuh pada 22 Juni mendatang.

“Selain itu ini juga jadi ajang silaturahmi padepokan atau sanggar seni Pencak Silat Betawi,” ungkap Napis.

Misi lain yang ingin dihadirkan yakni mengenalkan Pangsi, yakni busana yang biasanya dipakai pendekar silat.

“Acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi ke masyarakat umum mengenai pencak silat dan busana Pangsi sebagai bagian dari tradisi dan budaya Betawi,” ungkap Napis.

Dalam kesempatan ini hadir juga para sesepuh pencak silat, salah satunya mantan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Eddie Nalapraya. Di hadapan ribuan pendekar, ia mengobarkan kembali rasa cinta terhadap bela diri asli Indonesia ini.