Puja Mandala Bali

Toleransi beragama dan keragaman budaya di Bali telah dikenal oleh dunia luar dan hal ini akan terlihat jelas saat anda mengunjungi Puja Mandala Bali yang terletak di puncak bukit di Nusa Dua, Kabupaten Badung. Tempat ini merupakan tempat ibadah seperti yang digambarkan oleh kata-katanya dan sekarang menjadi salah satu tempat wisata yang berharga di Bali menggambarkan bagaimana Bali telah bertransformasi menjadi pulau sempurna yang menyambut keragaman budaya serta toleransi beragama.

Area Puja Mandala membentang hingga 2,5 hektar dipenuhi dengan menara bangunan yang berkilauan, Puja Mandala menyatu dengan alam dan mengekspresikan suasana tenang tenteram.

Puja Mandala Bali

Sejarah Puja Mandala Bali

Ide Puja Mandala muncul di kepala mantan menteri pariwisata Joop Ave untuk mengembangkan sebuah kompleks peribadatan untuk semua agama di Bali sampai menjadi kenyataan ketika presiden menganggukkan kepala tanda setuju. Pembangunan kompleks ini selesai pada tahun 1997 dan peresmiannya dilakukan oleh Menteri Agama saat itu, Tarmizi Taher. Komplek ini menaungi Masjid Ibnu Baitullah, Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa, Vihara Budhina Guna, Gereja Protestan Bukit Doa, dan Pura Jagat Natha.

Mereka semua berdiri dengan harmonis, berdampingan, membuat orang percaya bahwa agama adalah untuk menyatukan, bukan untuk memecah belah. Wisatawan hingga penduduk setempat menganggap tempat ini memiliki konsep unik yang menggambarkan gaya arsitektur yang berbeda. Selama perayaan keagamaan, toleransi yang sesungguhnya muncul ketika semua orang akan mengambil bagian dalam perayaan agama apa pun serta bekerja sama untuk membuatnya megah.

Orang-orang berkumpul untuk saling membantu selama acara-acara khusus bahkan festival masing-masing agama, sehingga menunjukkan rasa hormat kepada agama lain.

Pada hari-hari suci atau hari raya, Puja Mandala akan ramai dikunjungi. Banyak orang muslim akan menghadiri shalat jumat, seperti halnya hari Jumat. Banyak orang Kristen datang pada hari minggu. Ummat Hindu, Budha, dan Katolik akan masing-masing melakukan peribadahannya di area Puja Mandiri. Area Puja Mandala memiliki area parkir yang luas sertadapat menampung banyak mobil dan pengunjung.

Pemandangan ini sangat indah karena sikap saling toleran serta menjaga kerukunan. Puja Mandala memiliki ciri khasnya sendiri. Puja Mandala Bali didirikan sebagai tempat beribadah, tetapi juga sering dijadikan destinasi wisata.

Wisata Puja Mandala Bali

Dari semua tempat religius di Bali, Puja Mandala adalah pengecualian sangat indah. Terletak di Jalan Nusa Dua, Puja Mandala Bali adalah tempat paling populer untuk dikunjungi. Tempat ini menggambarkan toleransi budaya Indonesia yang beragam dan tersebar di area seluas 2 hektar. Dibangun pada tahun 1997, landmark ini diresmikan oleh Tarmizi Taher, mantan Menteri Agama. Puja Mandala terdiri dari bangunan lima agama – Masjid Agung Ibnu Batutah, Pura Jagatnatha Pura Hindu Bali, Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa, dan Vihara Buddha Guna.

Setiap bangunan dibangun dengan arsitektur rumit juga ukiran terbaik. Semua bangunan ini berdiri berdampingan hingga menyediakan layanan puja yang berbeda. Puja Mandala adalah bagian penting dari Bali. Di luar lokasi, beberapa toko tersedia untuk membeli persembahan Puja. Sebagian besar orang percaya bahwa ritual tertentu tidak lengkap tanpa persembahan puja. Di berbagai bangunan didirikan di Puja Mandala, Anda dapat berdiskusi dengan para pendeta setempat tentang persembahan ini dan bagaimana cara berpartisipasi dalam ritual. Di Puja Mandala, Anda akan menemukan berbagai macam hal dapat dilihat.

Setiap bangunan memiliki keistimewaan juga keunikan tersendiri. Salah satu diantaranya adalah di Masjid Puja Mandala, Masjid Agung Ibnu Batutah, sebuah doa antik dan Al-Quran dengan tulisan tangan telah dibuat sesuai dengan ritual. Demikian juga di gereja Protestan, mereka menyediakan layanan ibadah dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Keistimewaan dari Puja Mandala adalah siapa pun, tanpa memandang latar belakang mereka, dapat mengunjungi serta berpartisipasi dalam ritual dari berbagai agama berbeda ini.

Cara Menjangkau Puja Mandala

Puja Mandala Bali

Bandara terdekat dari Puja Mandala Bali adalah Bandara Internasional Ngurah Rai yang berjarak sekitar 12,7 km. Untuk mencapai Puja Mandala Bali, anda dapat menyewa taksi yang akan memakan waktu 25 menit. Atau, Anda dapat memesan taksi yang merupakan moda transportasi umum di Bali.

Anda juga dapat menyewa skuter untuk mencapai Puja Mandala. Wisatawan biasanya lebih memilih moda transportasi ini untuk menjelajahi daerah-daerah di Bali. Selain itu, Puja Mandala juga memiliki area parkir yang luas menyediakan fasilitas parkir yang nyaman.

Waktu Terbaik Untuk Berkunjung

Berdasarkan rekomendasi dari Sobat Jalan, berikut ini adalah saran waktu terbaik untuk anda berkunjung ke Puja Mandala Bali;

  • Mei hingga Oktober – Wisatawan biasanya menganggap bulan-bulan ini sebagai waktu terbaik untuk menjelajahi Puja Mandala. Bulan-bulan ini dianggap sebagai bulan-bulan kering di Bali. Cuaca akan menjadi panas tetapi mendukung untuk menjelajahi Puja Mandala dengan mudah. 
  • November hingga April – Musim hujan di Bali terjadi dari bulan November hingga April. Menjelajahi Puja Mandala selama bulan-bulan ini tidak nyaman. Anda akan menyaksikan curah hujan selama waktu ini juga cuaca lembab.

Waktu berkunjung menentukan kenyamanan anda ketika wisata ke Puja Mandala, adapun hal lain yang harus anda perhatikan sebelum berkunjung kesana, berikut kami berikan beberapa tips untuk kalian semua.

Tips Mengunjungi Puja Mandala

1. Berpakaianlah dengan sopan lalu tata rambut dengan baik. Tutupi bahu juga sebagian lengan atas. Warisan budaya harus dijaga baik secara fisik maupun spiritual.

2. Kain Kamben (Sarung, di sekitar kaki Anda) dan Selendang (Selendang pura, di sekitar pinggang Anda) adalah wajib untuk mengunjungi pura di Bali.

3. Jika Anda sedang mengalami pendarahan (apapun jenis kelaminnya) atau menstruasi, maka dianggap tidak suci dan tidak diperbolehkan masuk ke dalam pura Bali. 

4. Lepaskan sepatu Anda sebelum memasuki ruang suci Puja Mandala.

5. Mengambil foto tentu saja tidak diperbolehkan di dalam area pura. Konsultasikan dengan pendeta setempat sebelum mengambil foto. 

6. Anda dapat membeli persembahan suci untuk memanjakan diri dalam berbagai jenis layanan puja. 

7. Jangan mengganggu prosesi keagamaan apa pun. Hindari menyebabkan keributan dengan mencampuri urusan agama apa pun. 

8. Pelajari tentang ritual lima tempat suci – Masjid Agung Ibnu Batutah, Pura Jagatnatha Pura Hindu Bali, Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa, dan Vihara Buddha Guna. Sedikit pengetahuan tentang ritual akan membantu dalam memahami praktik-praktik suci serta budaya yang beragam.

9. Rencanakan kunjungan Anda sesuai dengan upacara khusus yang berlangsung di tempat-tempat suci ini. Ini adalah waktu terbaik untuk menyaksikan keindahan budaya berbeda.

Baca Juga: Rekomendasi Oleh – Oleh Khas Bali dengan Harga Terjangkau

Puja Mandala di Bali menyajikan harmoni yang luar biasa antara kepercayaan agama yang berbeda-beda, terpatri dalam batu-batu dan arsitektur yang megah. Tempat ini mengajarkan kita tentang toleransi, saling menghormati, dan pentingnya hidup berdampingan dalam keberagaman. Dengan langkah yang penuh kerendahan hati meninggalkan Puja Mandala, kita membawa pulang lebih dari sekadar kenangan visual.

Puja Mandala Bali mengingatkan kita bahwa, pada akhirnya, kita semua berbagi kehidupan di bawah langit yang sama, dan keberagaman adalah berkah yang harus dijaga dengan penuh kasih sayang. Semoga informasi dari kami dapat membantu anda dan memudahkan anda, sekian dan terimakasih.